Beliau megatakan yang demikian karena takutnya berkekalan di dalam neraka dan suu-ul khatimah. Diriwayatkan bahwa beliau tiada pernah tertawa selama empat puluh tahun, dan perawi mengatakan, “Apabila aku melihat Al-Hasan Al-Bashri duduk maka seakan-akan ia itu seorang tawanan yang didatangkan untuk dipenggal lehernya. Apabila beliau berkata-kata, seakan-akan beliau melihat akhirat lalu beliau menceritakan hal keadaan yang dilihatnya. Apabila beliau diam maka seakan-akan api neraka menyala-nyala di hadapannya”.
Beliau dicela orang lantaran bersangatan kegundahannya dan ketakutannya maka beliau mengatakan, “Aku tidak merasa aman bahwa الله melihatku atas sebagian apa yang tidak disenangi-Nya, maka Ia mengutukku dan berfirman ‘Pergilah dan tiada Aku ampunkan engkau ‘ maka aku telah berbuat pada yang bukan tempatnya”.
Diriwayatkan dari Ibnu Samak yang mengatakan, “Aku pada suatu hari memberi pengajaran pada suatu majlis maka seorang pemuda dari sebuah rombongan bangun berdiri dan mengatakan, ‘hai Abul Abas, engkau pada hari ini telah memberi pengajaran dengan perkataan yang tidak kami hiraukan bahwa tiada kami mendengar dari yang lainnya”.
Lalu aku bertanya, “Perkataan apakah itu ? kiranya engkau dicurahkan rahmat oleh الله”
Pemuda itu menjawab, “Perkatan engkau ‘Hati orang-orang yang takut telah dipotong oleh lamanya orang-orang yang kekal, adakalanya dalam surga atau dalam neraka”.
Kemudian pemuda itu menghilang dariku dan aku mencarinya di majlis yang lain namun aku tidak melihatnya. Lalu aku tanyakan, maka diberitahukanlah kepadaku bahwa pemuda itu sakit. Maka akupun datang mengunjunginya dan aku berkata, “Hai saudaraku, apa gerangan yang aku lihat pada diri engkau ?”.
Pemuda itu menjawab, “Hai Abul Abbas, itu dari perkataan engkau ‘hati orang-orang yang takut telah diputuskan oleh lamanya orang-orang yang kekal, adakalanya dalam surga, adakalanya dalam neraka’”.
Ibnu Samak meneruskan ceritanya,”Kemudian pemuda itu meninggal dunia, kiranya الله melimpahkan rahmat kepadanya. Kemudian aku bermimpi melihatnya di dalam tidur maka aku bertanya, “Hai saudaraku ! apa yang telah diperbuat الله kepadamu ?”
Pemuda itu menjawab, الله telah mengampunkan dosaku, merahmatiku dan memasukkanku ke dalam surga”.
Aku bertanya, “Dengan apa?”
Ia menjawab, “Dengan perkataan engkau itu”.
وان ليس للانسان الاما سعى Dan bahwa manusia itu hanya memperoleh apa yang diusahakannya. (An-Najm 39).
Dan firman-Nya:
ولا يغرنكم بالله الغرور
Dan janganlah kepercayaanmu kepada الله tertipu oleh yang amat pandai menipu / setan (Fathir 5).
Dan firman-Nya :
يأيهاالانسان ما غرك بربك الكريم
Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu sekalian terhadap Tuhan engkau Yang Maha Pemurah ?” (Al-Infithar 6). Pendeta itu menjawab, “Hai saudaraku, dengan apa aku nasihatkan engkau ? Jikalau sangguplah engkau setingkat dengan seorang laki-laki yang dihalau oleh binatang buas dan singa. Orang itu takut dan berhati-hati. Ia takut lengah sehingga ia diterkam oleh binatang buas itu. Atau lupa lalu ia ditangkap dengan mulut oleh singa. Dia yang berhati kecut, yang takut, dia pada malamnya dalam ketakutan walaupun orang-orang yang terperdaya merasa aman. Dan pada siangnya dalam kegundahan walaupun orang-orang yang tidak ada kerja merasa beruntung”.
Kemudian pendeta itu pergi dan ditinggalkanya aku, lalu aku mengatakan,”Jikalau engkau tambahkan sedikit lagi kepadaku, niscaya mudah-mudahan bermanfaat bagiku”.
Pendeta itu menjawab, “orang yang haus, akan memadahi baginya air yang sedikit”.