Minggu, 09 Januari 2011

Takutnya Para al- Mukmin ( 5 )

Umar bin Abdul Azis RA berkata, “Sesungguhnya الله menjadikan kelalaian pada hati hamba-Nya sebagai suatu rahmat supaya mereka tidak mati dikarenakan takut kepada الله تعالى”.
Malik bin Dinar berkata, “Sesungguhnya aku bercita-cita apabila aku mati, aku akan suruh mereka mengikatkanku dan merantaiku kemudian mereka melepaskan aku kepada Tuhanku, sebagaimana dilepaskan hamba yang lari kepada Tuannya”.
Hatim Al-Asham berkata, “Jangan engkau terperdaya oleh tempat yang baik, karena tidak ada tempat yang terbaik selain surga. Dan Nabi Adam AS telah mendapatkan di dalam surga apa yang telah ia dapatkan (yaitu akhirnya diturunkan ke bumi). Dan engkau jangan terperdaya dengan banyak ibadah, sesungguhnya iblis sesudah lama ia beribadah maka ia dapatkan apa yang telah ia dapatkan (yaitu dijauhkan dari الله تعالى). Dan jangan engkau terperdaya oleh banyak ilmu, sesungguhnya Bal’am mengetahui dengan baik Al-Asmaaul Husna (nama-nama الله Yang Maha Agung), maka perhatikanlah apa yang telah ia dapatkan (mati dalam kekufuran). Dan janganlah engkau terperdaya dengan melihat orang-orang salih, maka tiada seorangpun yang lebih besar tingkatannya di sisi الله selain Nabi Muhammad SAW yang terpilih, dan tidak dapat diambil manfaat oleh keluarganya dan musuhnya dengan menemuinya (diantara keluarga seperti abu Jahal dan Abu Lahab, meskipun mereka bertemu dan melihat رسول الله SAW akan tetapi mereka tidak dapat mengambil manfaat / beriman kepada رسول الله SAW).
As-Sirri berkata, “Semenjak empat puluh tahun yang lampau aku melihat bercermin beberapa kali dalam sehari barang kali ada hal-hal yang negatif karena takut bahwa ada yang menghitamkan wajahku”.
Abu Hafs berkata, “Semenjak empat puluh tahun yang lampau i’tikadku pada diriku adalah bahwa الله memandang kepadaku dengan pandangan marah, dan amal perbuatanku menunjukkan kepada hal yang demiikian”.
Ibnu Mubarak suatu hari pergi kepada teman-temannya lalu mengatakan “Aku kemarin memberanikan diri kepada الله, aku meminta kepada-Nya akan surga”.
Ummu Muhammad bin Ka’ab Al-Qaradhi mengatakan kepada puteranya, “Hai anakku, Aku mengenal engkau sebagai anak kecil yang baik dan anak yang sudah besar yang baik. Dan seakan-akan engkau mendatangkan hal-hal yang memnbinasakan karena apa yang aku lihat engkau mengerjakannya pada malam dan siang engkau dengan bermacam ibadah”.
Anak itu menjawab, “Hai ibuku, aku tidak merasa aman bahwa الله تعالى melihat kepadaku dan aku di atas sebagian dosa-dosaku, maka Ia mengutuk akan aku dan berfirman , “Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku Aku tiada mengampunimu “.
Al-Fudhail berkata, “Sesungguhnya aku tidak iri kepada para Nabi yang menjadi Rasul SAW, kepada para malaikat yang mendekatkan diri kepada الله dan kepada hamba yang salih. Bukankah mereka itu menyaksikan huru-hara hari kiyamat ?. sesungguhnya aku iri hati kepada orang yang tidak diciptakan”. 

Diriwayatkan bahwa seorang pemuda Anshar merasakan takut kepada neraka lalu ia menangis sehingga yang demikian itu menahannya di dalam rumah. Maka datanglah Nabi SAW lalu beliau masuk ke tempatnya dan berpeluk-pelukan dengan dia. Lalu anak muda itu jatuh tersungkur dalam keadaan meninggal dunia, maka Nabi SAW bersabda,”Uruslah mayat temanmu maka sesungguhnya takut dari neraka itu telah menghancurkan jantungnya”.
                                    Diriwayatkkan dari Ibnu Abi Maisarah bahwa ia apabila pergi ke tempat tidurnya maka ia mengatakan, “Wahai kiranya ibuku tidak memperanakkanku”. Maka ibunya mengatakan kepadanya, “Hai Maisarah, sesungguhnya الله تعالى telah berbuat baik kepada engkau dengan ditunjukkannya engkau kepada agama Islam”.
  Maisarah menjawab, “Benar, akan tetapi الله تعالى telah menerangkan kepada kita bahwa kita datang ke neraka dan tidak diterangkan-nya kepada kita bahwa kita keluar dari neraka”.
Dikatakan kepada farqad As-Sabakhi,”Terangkanlah kepada kami sesuatu yang paling menakjubkan yang sampai kepada engkau tentang kisah dari bani Israil (kaum yahudi).”
Farqad menjawab, “Telah sampai kepadaku berita bahwa telah masuk ke Baiutl Maqdis sebanyak 500 gadis perawan. Mereka berpakaian wol (pakaian dari tenunan bulu domba) lalu mereka berbincang-bincang tentang pahala dan siksaan الله. Maka mereka semua mati pada hari itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar