Minggu, 09 Januari 2011

Takutnya Para al- Mukmin ( 6 )


Adalah Atha’ As-Salimi termasuk sebagian orang-orang yang takut. Dia tidak meminta surga kepada الله selama-lamanya. Ia meminta kepada الله akan kemaafan-Nya. Dan ditanyakan kepadanya ketika sakit, “Apakah anda tidak mengingini sesuatu ?”
Ia menjawab, “ bahwa ketakutan kepada neraka jahanam tidak menyisakan tempat di dalam hatiku untuk nafsu keinginan”.
Dan adalah orang-orang mengatakan bahwa Atha’ As-Salimi tidak pernah mengangkat kepalanya menengadah ke langit dan tidak pernah pula tertawa selama empat puluh tahun. Dan pada suatu hari ia mengangkatkan kepalanya lalu ia terkejut dan jatuh. Maka pecahlah sesuatu di dalam perutnya, ia memegangi badanya pada sebagian malam karena takut kalau badannya itu berubah kepada keadaan yang lebih buruk. Apabila orang-orang terkena badai / angin kencang, atau kilat, atau mahalnya makanan, maka Atha’ mengatakan, “Ini semua karenaku yang menimpa kepada mereka. Jikalau matilah Atha’ niscaya manusia memperoleh kesenangan”.
Atha’ berkata, “Kami keluar bersama Athbah AL-Ghulam, dan dalam rombongan kami itu terdapat orang-orang tua dan muda. Mereka mengerjakan salat fajar (subuh) dengan wudhu Isya’. Telapak kaki mereka telah bengkak dikarenakan lamanya berdiri. Mata mereka telah masuk ke dalam kepalanya, kulit mereka telah melekat pada tulangnya, dan tinggalah urat-uratnya itu seolah laksana tali dawai.
Mereka di pagi hari seolah kulit mereka itu sepeprti kulit buah mentimun (karena pucat), dan seolah-olah mereka itu baru keluar dari kubur, dimana mereka menerangkan bahwa الله تعالى itu memuliakan orang-orang yang ta’at dan bagaimana الله menghinakan orang-orang yang berbuat maksiyat. Pada waktu mereka berjalan kaki ketika seorang dari mereka melewati suatu tempat, lalu jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Maka duduklah para sahabatnya di kelilingnya dengan menangis pada hari yang sangat dingin. Dahi orang itu bercucuran keringat lalu mereka mendatangkan air dan menyapu pipi orang itu, maka orang itu sembuh dari pingsannya. Kemudian mereka bertanya tentang keadaannya, dan orang itu menjawab, “Bahwa aku teringat aku telah berbuat maksiyat kepada الله di tempat itu”.
Shalih AL-Marri mengatakan,”Aku bacakan ayat di bawah ini kepada seorang laki-laki dari orang-orang yang banyak beribadah :
يوم تقلب وجوههم فى النار يقولوان يليتنااطعناالله واطعنا الرسول
Pada hari dibalik-balik muka mereka di dalam neraka dan mereka berkata, “Wahai alangkah baik kiranya aku ta’at kepada الله dan ta’at kepada Rasul”.(Al-Ahzab 66)
Lalu orang itu pingsan dan setelah sembuh dari pingsannya lalu berkata “tambahkan lagi kepadaku hai Shalih !, sesungguhnya aku mendapati kesedihan”
Maka aku bacakan
كلما ارادواان يخرجوامنها من غم اعيدوافيها
Setiap mereka hendak keluar dari dalamnya karena kesedihan, lantas mereka dikembalikan lagi ke dalamnya (Al-Hajj 22).
Maka laki-laki ahli ibadah itu jatuh tersungkur dan meninggal dunia
Diriwayatkan bahwa Zararah bin Abi Aufa mengerjakan shalat subuh dengan banyak orang. Maka tatkala beliau membaca ayat :
فاذا نقرفي الناقور
Maka ketika terompet dibunyikan (Al-Mudatsir 8)
Lalu beliau jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Maka kemudian beliau dibawa dalam keadaan meninggal dunia.
Yazid Ar-Raqqasyi masuk ke tempat Umar bin Abdul Azis, maka Umar bin Abdul Azis berkata, “Berilah pengajaran kepadaku hai Yazid”.
Yazid menjawab, “Waahi Amirul Mukminin, ketahuilah bahwa engkau tidaklah khalifah pertama yang mati”.
Maka Umar bin Abdul Azis menangis, kemudian berkata, “tambahkanlah pengajaran kepadaku”.
Yazid menjawab, “Hai Amirul Mukminin, Tiadalah diantara engkau dan Adam itu bapa, selain orang yang sudah meninggal”.
Maka Umar bin Abdul Azis menangis dan berkata, “Tambahkan lagi hai Yazid”.
Yazid menjawab, “Hai Amirul Mukminin, tiadalah antara engkau dan surga dan neraka itu tempat”.
Lalu Umar bin Abdul Azis jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan.
Maimun bin Mahram berkata, “tatkala turun ayat ini :
وان جهنم لموعدهم اجمعين
Dan sesungguhnya neraka jahanam adalah tempat yang dijanjkan kepada mereka semua (Al-Hijr 43)
Maka Salman Al-Farisi memekik dan meletakkan tangannya di atas kepalanya. Ia lari keluar dari rumahnya selama tiga hari dimana orang-orang itdak sanggup mengejarnya.”
Dawud At-tha’i melihat seorang wanita pada kepala kuburan anaknya. Wanita itu mengatakan, “Hai anakku kiranya aku ketahui pipimu yang mana yang pertama-tama dimulai (dimakan oleh ulat)”.
Maka Dawud pingsan dan jatuh di tempatnya.
Dikatkaan bahwa Sufyan Ats-Tsauri sakit lalu dibawa oleh penunjuknya kepada seorang tabib dzimmi . Tabib itu mangatakan,” Inilah orang yang ketakutannya telah memutuskan jantungnya”. Kemudian tabib itu datang dan memegang urat uratnya dan mengatakan, “tidak aku tahu bahwa pada agama yang benar ada orang yang seperti Sufyan”.
Ahmad bin hambal RA berkata,”Aku bermohon kepada الله SWT kiranya Ia membuka kepadaku pintu ketakutan. Maka dibukakannya lalu aku takut kepada akalku. Maka aku berdoa, “Wahai Tuhanku, sekadar apa yang aku sanggupi”. Maka tenanglah hatiku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar