Selasa, 21 Februari 2012

Sabar Tanpa Mengeluh

Abul Hassan pergi haji ke Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. “Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,pasti itu karena dia tidak pernah risau dan bersedih hati.”Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, “Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau, dan tak seorang pun yang tau tentang aku dalam hal ini.”Abu Hassan bertanya, “Bagaimana hal yang merisaukanmu ?” Wanita itu menjawab, “Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban. Ku lihat anakku saat itu sedang bermain dan yang satu masih menyusu, lalu aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, “Hai adikku, maukah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?” Jawab adiknya, “Baiklah kalau begitu ?”Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihnya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancar keluar dari leher adiknya maka dia lari ke bukit yang kemudian di sana ia dimakan oleh serigala. Lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu hingga mati kehausan. Lalu aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis dan hancurlah kulit badannya. Berita ini terdengar oleh anakku yang telah berrumah tangga yang tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menemui ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara.”Lalu Abul Hassan bertanya, “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?” Wanita itu menjawab, “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti selain sia-sia belaka.”



Tidak ada sujung kukupun apa2 yang menimpaku, tapi keluhanku jauh melebihi keluhan wanita berwajah cemerlang ini.

Ya Rabbana, beri hamba kemampuan untuk menahan keluhan dan bersabar atas semua rahmat-Mu, karena apapun yang Engkau hadirkan, itu adalah dari sisi-Mu dan itu untuk mensucikan jiwa hamba.............