"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga." (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Dari kata-kata suci Baginda Rasulullah Saw diatas, kita menyadari bahwa dalam perjalanan kehidupan kita ini tidak lepas dari sebuah perjalanan yang sudah tertulis dengan jelas dan pasti dalam ketetapan kita masing-masing. Tidak ada satu makhlukpun yang bisa memilih atau menghendaki sesuatu bisa terjadi atas dirinya tanpa ijin dan ketetapan dari Sang Pencipta kita.
Pada sebuah "musibah" yang Dia turunkan sebetulnya ada "kebaikan" buat pertumbuhan diri/nafs kita. Bisa jadi, hanya dengan media "musibah" itulah kita "dikembalikan" kepada ketepan kita yang sebenarnya.. Maka Rasulullah mengatakan sebagai berikut:
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) darimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (Annisa :79).
“Dan apabila kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (Arrum :36)
Didalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda :”Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar menjadi agama mereka. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. Ketika itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa islam sedikitpun kecuali namanya saja. Tidak tersisa al Quran kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai. Akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk-makhluk Allah yang paling buruk dipermukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana kekejaman penguasa, kekeringan dan kekejaman para pejabat serta para pengambil keputusan. Maka takjublah para sahabat. “Ya Rasulullah, apakah mereka penyembah berhala ? Nabi menjawab, “Ya, bagi mereka setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah 214)
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata : “Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Azzumar :39)
“ Jika Kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, dan anaknya, kemudian dia menerimanya dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amal baginya. (Hadits Qudsy Riwayat Attirmidzi, Addailami dan Al-Qudhai)
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS.Assura :30)
Dari kata-kata suci Baginda Rasulullah Saw diatas, kita menyadari bahwa dalam perjalanan kehidupan kita ini tidak lepas dari sebuah perjalanan yang sudah tertulis dengan jelas dan pasti dalam ketetapan kita masing-masing. Tidak ada satu makhlukpun yang bisa memilih atau menghendaki sesuatu bisa terjadi atas dirinya tanpa ijin dan ketetapan dari Sang Pencipta kita.
Pada sebuah "musibah" yang Dia turunkan sebetulnya ada "kebaikan" buat pertumbuhan diri/nafs kita. Bisa jadi, hanya dengan media "musibah" itulah kita "dikembalikan" kepada ketepan kita yang sebenarnya.. Maka Rasulullah mengatakan sebagai berikut:
“Aku adalah khazanah tersembunyi. Kemudian Aku cinta untuk dikenal maka Aku ciptakan semesta dan segala isinya supaya Aku dikenal.” (Hadist Qudsi)
Mengapa Allah menurunkan "musibah"? Dalam perjalanan kita di dunia ini, karena kebodohan dan ketidak tahuan kita maka kita banyak melakukan kesalahan dan berjalan menjauh dari apa-apa yang Dia inginkan atas diri kita. Semakin tenggelam kita dalam pemenuhan keinginan diri kita sendiri, semakin kita menjauhdari keinginan Tuhan. Maka, untuk mengembalikan kita kepada suatu jalan yang Dia sudah tetapkan atas diri kita, maka dibuatlah "musibah" tersebut agar kita kembali kepada-Nya. Dengan menjerit dan memohon pertolongan pada-Nya.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS.Assura :30).
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) darimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (Annisa :79).
“Dan apabila kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (Arrum :36)
Didalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda :”Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar menjadi agama mereka. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. Ketika itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa islam sedikitpun kecuali namanya saja. Tidak tersisa al Quran kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai. Akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk-makhluk Allah yang paling buruk dipermukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana kekejaman penguasa, kekeringan dan kekejaman para pejabat serta para pengambil keputusan. Maka takjublah para sahabat. “Ya Rasulullah, apakah mereka penyembah berhala ? Nabi menjawab, “Ya, bagi mereka setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah 214)
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata : “Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Azzumar :39)
“ Jika Kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, dan anaknya, kemudian dia menerimanya dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amal baginya. (Hadits Qudsy Riwayat Attirmidzi, Addailami dan Al-Qudhai)
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS.Assura :30)