Selasa, 22 Februari 2011

Ketika Menghadapi Ujian dari - Nya

"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga." (Riwayat Bukhori dan Muslim)


Dari kata-kata suci Baginda Rasulullah Saw diatas, kita menyadari bahwa dalam perjalanan kehidupan kita ini tidak lepas dari sebuah perjalanan yang sudah tertulis dengan jelas dan pasti dalam ketetapan kita masing-masing. Tidak ada satu makhlukpun yang bisa memilih atau menghendaki sesuatu bisa terjadi atas dirinya tanpa ijin dan ketetapan dari Sang Pencipta kita.


Pada sebuah "musibah" yang Dia turunkan sebetulnya ada "kebaikan" buat pertumbuhan diri/nafs kita. Bisa jadi, hanya dengan media "musibah" itulah kita "dikembalikan" kepada ketepan kita yang sebenarnya.. Maka Rasulullah mengatakan sebagai berikut: “Sungguh menakjubkan bagi seorang mukmin! Tidak ada satu takdir Allah tentang sesuatu melainkan selalu baik baginya.Bila dia ditimpa oleh suatu kemudaratan, dia pun bersabar dan perkara tersebut baik baginya.Dan apabila dia dianugerahkan suatu kesenangan, dia pun bersyukur dan perkara tersebut baik baginya.Dan,perkara itu tidak diperuntukkan kepada seorang pun melainkan hanya bagi orang mukmin”. (HR.Bukhari-Muslim)

Kata-kata Beliau Saw ini hendak menggambarkan bahwa seorang mukmin sejati itu tidak memandang atau menilai sesuatu yang Dia turunkan menurut kehendak dirinya sendiri,, tapi seorang Mukmin hanya akan melihat Siapa yang menurunkan sesuatu itu terhadap dirinya. Seorang Mukmin, pandangan matanya hanya tertuju kepada Allah Ta'ala semata, bukan kepada ciptaan/ makhluk-Nya.
“Tidak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat darinya melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya. (HR.Muttafaq allaih)
Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman kepada para malaikat, “Jika Aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman, lalu ia memuji-Ku atas ujian itu, maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan kepadanya".
“Siapa saja yang dikehendaki menjadi orang yang baik oleh Allah, Dia akan memberinya cobaan”. (HR.Bukhari)
“Terus menerus cobaan dan malapetaka memimpa mukmin dan mukminah, pada hartanya, pada dirinya, pada kehormatannya, di terus mendapat cobaan, hingga dia berjalan di muka bumi tanpa menyandang satu dosapun.”
Dari semua hadist - hadist tersebut diatas, betapa sangat membanggakan dan sepatutnya kita bersyukur dengan   "upaya" Allah Ta'ala memuliakan seorang hamba-Nya dengan "ujian" tersebut. Dia sangat menginginkan hamba-Nya itu bersih seperti ketika Dia menciptakan dan pertama kali menurunkan ke muka bumi ini.
Dengan keadaan diri dan  hati yang bersih, Dia menginginkan kita bisa memancarkan atau "mengabarkan" tentang Diri dan Sifat-Nya kepada alam semesta ini. Kita akan bisa menjadi wakil-Nya, yaitu merahmati alam semesta kita, seperti halnya Rasulullah Saw. Bukankah kita ini diciptakan sebagai sarana bagi Dia untuk memperkenalkan dirinya. “Aku adalah khazanah tersembunyi. Kemudian Aku cinta untuk dikenal maka Aku ciptakan semesta dan segala isinya supaya Aku dikenal.” (Hadist Qudsi)
Mengapa Allah menurunkan "musibah"? Dalam perjalanan kita di dunia ini, karena kebodohan dan ketidak tahuan kita maka kita banyak melakukan kesalahan dan berjalan menjauh dari apa-apa yang Dia inginkan atas diri kita. Semakin tenggelam kita dalam pemenuhan keinginan diri kita sendiri, semakin kita menjauhdari  keinginan Tuhan. Maka, untuk mengembalikan kita kepada suatu jalan yang Dia sudah tetapkan atas diri kita, maka dibuatlah "musibah" tersebut agar kita kembali kepada-Nya. Dengan menjerit dan memohon pertolongan pada-Nya.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS.Assura :30).

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) darimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (Annisa :79).
“Dan apabila kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (Arrum :36)


Didalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda :”Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar menjadi agama mereka. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. Ketika itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa islam sedikitpun kecuali namanya saja. Tidak tersisa al Quran kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai. Akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk-makhluk Allah yang paling buruk dipermukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana kekejaman penguasa, kekeringan dan kekejaman para pejabat serta para pengambil keputusan. Maka takjublah para sahabat. “Ya Rasulullah, apakah mereka penyembah berhala ? Nabi menjawab, “Ya, bagi mereka setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah 214)

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata : “Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Azzumar :39)

“ Jika Kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, dan anaknya, kemudian dia menerimanya dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amal baginya. (Hadits Qudsy Riwayat Attirmidzi, Addailami dan Al-Qudhai)

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS.Assura :30)