Rabu, 25 Mei 2011

Pelajaran Hidup

Ada dialog antara Mursyid (Guru) dan salik (murid)nya : Semoga bermanfaat dan bisa diambil hikmah, pelajaran serta bahan renungan sambil melihat ke dalam hati kita masing-masing, terutama saya pribadi :

Murid : Bagaimana pendapatmu, wahai guru mengenai persahabatan dengan orang lain?
Guru : Jika kamu jumpai orang arif dan dapat dipercaya, bersahabatlah dengannya; dan jauhilah selain itu seperti kau
           jauhi binatang buas.
Murid : Bagaimana cara ber-taqarrub kepada Allah, wahai guru?
Guru : Dengan meninggalkan dosa-dosa bathiniah.
Murid : Mengapa bathiniah, bukannya lahiriyah?
Guru : Sebab, jika kau mampu menghindari dosa-dosa bathiniah, maka yang lahiriyah akan tercegah dengan sendirinya.
Murid : Sekarang, wahai guru, dosa apakah yang paling mencelakakan?
Guru : Dosa yang tidak kamu sadari bahwa itu suatu dosa. Yan lebih celaka lagi adalah menganggapnya sutau kebajikan,
           padahal itu dosa.
Murid : Lantas, apakah ada dosa yang bermanfaat, guru?
Guru : Ada! Yaitu dosa yang selalu kau sesali, kau tangisi sampai mati, hingga tak berbuat dosa lagi. Itulah taubat
           nasuha, namanya.
Murid : Sebaliknya guru, apakah ada kebajikan yang justru akanmembinasakan?
Guru : Dialah kebajkan yang membuatmu lupa akan perbuatan-perrbuatan kejimu; kebajikan yang selalu kau ingat-ingat,
           berbangga-bangga, dan terlalu yakin hingga kau tak gentar lagi terhadap dosa yang telah kau perbuat.
Murid : Yang terakhir, mohon dijelaskan, rahmat Allah menakah yang palong menguntungkan, wahai guru?
Guru : Bilamana Allah melindungimu dari ketidakpatuhan kepada-Nya, dan menolongmu untuk taat kepada-Nya.

(diambil dari buku : "Percik-percik Kesufian by Achmad Suyuti)
Mengharapkan berkah di : Permata, malam Jum'at, 14 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar