Kamis, 24 Maret 2011

Kebaktian Kepada Orang Tua

Allahumma sholli ala Muhammad..
Ya Allah, ampuni kebodohanku dimasa lalu, ampuni kedua orang tuaku............
Mudahkan aku menemani anak-anakku agar mereka tidak mengulangi kesalahan dan dosaku, dan jagalah hatiku agar selalu lapang menerima segala tingkah anak-anakku....

“Rendahkan dirimu terhadap mereka dengan penuh kasih sayang, dan ucapkan: “Duhai Tuhanku, sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil.” (Al-Isra’: 24).
“Jika salah seorang di antara mereka telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23).

Rasulullah saw bersabda:
“Berbaktilah kamu pada orang tuamu, niscaya anak-anakmu akan berbakti padamu. Jagalah kesucian isteri orang lain, niscaya kesucian isterimu akan terjaga.”

Berbakti kepada orang tua tidak cukup pada saat hidupnya
Rasulullah saw pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada orang tuanya ketika mereka hidup, jika ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka setelah wafat, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada mereka. Dan sungguh ada orang yang durhaka kepada orang tuanya ketika mereka hidup, tapi sesudah mereka wafat ia memperbanyak istighfar untuk mereka, sehingga ia dicatat sebagai anak yang berbakti kepada mereka.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
 “Sungguh ada seorang hamba yang berbakti kepada orang tuanya ketika mereka hidup, tetapi setelah mereka wafat ia tidak menunaikan hutangnya, tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka  Allah mencatat ia sebagai anak yang durhaka. Sungguh ada seorang hamba yang durhaka kepada orang tuanya, tetapi setelah mereka wafat ia menunaikan hutangnya dan memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah mencatat ia sebagai anak yang berbakti kepada mereka.” 

Dalam hadis qudsi Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri­dhainya.  Barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.”

Imam Ja’far Ash-Shaqiq (sa) berkata:
“Takutlah kamu kepada Allah, dan janganlah durhaka kepada kedua orang tuamu, karena ridha mereka  adalah ridha Allah dan murka mereka adalah murka Allah.”

Rasulullah saw bersabda:  
“Barangsiapa yang percaya kepadaku tentang berbakti kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahim, maka aku akan menjaminnya dalam hal penambahan harta, penambahan umur, dan sakinah dalam rumah tangganya.”
 “Barangsiapa yang ingin memperoleh kemudahan saat sakaratul maut, maka hendaknya ia menjalin silarurrahim dengan karabatnya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:  
“Berbakti kepada orang tua dan menjalin silaturrahim akan dimudahkan hisab amalnya…”

Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw: "Apa ukuran durhaka kepada orang tua?"
 Rasulullah saw menjawab: "Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah diwajibkan bagi mereka.”

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa):
“Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.”
“Dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua...”
“Ada tiga macam dosa yang akibatnya disegerakan, tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua, menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan.”

Imam Ja’far  Ash-Shadiq (sa) berkata:
“…Dosa yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.” 

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa):  
“Wahai Ali, Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…”

Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman:
“Demi Ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima.”

Rasulullah saw bersabda:
“Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan nama­ku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.”
“Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka baginya akan dibukakan dua pintu neraka.”
“Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” 

Permata, Malam Jum'at, 24 Maret 2011
Mempersembahkan ini untuk kebaktian kepada Ibunda Dewi Insasi binti Achmad, juga untuk Ayah Moch. Darwis.Semoga selalu terlimpah rahmat dan ampunan untuk keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar