Sabtu, 22 Januari 2011

Takutnya Para Nabi dan Malaikat ( 4 )

Ibnu Umar berkata, "Nabi Yahya bin Zakariya AS masuk ke Baitul Maqdis dan ia pada saat itu berumu 8 kali haji (8 tahun). Lalu ia melihat kepada orang-orang yang beribadah di antara mereka ada yang memakai baju dengan lengan sempit dari bulu dan wol. Ia melihat orang-orang yang ahli berijtihad dari mereka telah mengoyakkan baju yang besar lehernya. Dan ia perbuat dengan baju itu seperti tali rantai dan mereka mengikatkan dirinya ke tepi Baitul Maqdis. Maka yang demikian itu mendahsyatkan perasaan Yahya bin Zakariya AS lalu ia pulang kepada ibu bapaknya. Ia melintasi anak-anak kecil yang sedang bermain-main, mereka mengatakan kepadanya,"hai Yahya, marilah kita bermain-main !"
Yahya AS menjawab, "Aku tidak dijadikan untuk bermain-main".
Ibnu Umar meneruskan riwayatnya, : Maka datanglah Yahya menemui Ibu bapaknya. Ia meminta kepada ibu bapaknya supaya ia diberi pakaian bulu, lalu ibu bapaknya berbuat demikian. Maka Yahya AS kembali ke Baitul Maqdis. Ia melayani di Baitul Maqdis pada siang hari dan ia bermalam sampai pagi di dalamnya sampai ia berumur 15 tahun. Lalu ia keluar dan selalu tinggal di bukit-bukit dan lembah-lembah diantara bukit-bukit itu.
Maka pergilah orang tua nabi Yahya AS mencarinya kesana kemari lalu keduanya mengetahui bahwa nabi yahya AS berada di danau Al-Ardun, merendamkan kedua kakinya ke dalam air sehingga hampirlah kehausan membunuhnya. Nabi Yahya AS berdoa, "Demi kemuliaan Engkau dan demi keagungan Engkau aku itdak akan merasakan dinginnya minuman sebelum aku tahu dimana tempatku daripada Engkau".
Maka ibu bapaknya meminta supaya ia memakan roti sya'ir yang ada pada keduanya dan meminum dari air itu. Lalu nabi Yahya AS berbuat yang demikian dan memberikan kafarat dari sumpahnya itu. Maka ia dipuji sebagai orang yang berbakti dan ia dibawa pulang oleh ibu bapaknya ke Baitul Maqdis. Dan adalah Yahya AS apabila ia bangun mengerjakan shalat niscaya ia menangis sehingga menangislah bersamanya kayu dan tanah. Dan nabi Zakaria AS (ayah nabi Yahya AS) itu juga menangis, dan karena menangisnya Yahya AS maka dia pingsan.
Terus meneruslah Yahya AS menangis sehingga air matanya mengoyakkan daging kedua pipnya dan tampaklah gigi geraham bagi orang-orang yang melihatnya. Lalu ibunya berkata kepadanya, "Hai anakku, kalau engkau izinkan kepadaku aku perbuat sesuatu yang dapat menutupkan gerahammu dari orang-orang yang memandangnya".
Maka Yahya AS mengizinkan yang demikian kepada ibunya, lalu ibunya mengambil dua potong kain bulu maka diletakkannya di kedua pipi nabi Yahya AS.
Dan nabi Yahya AS apabila bangun mengerjakan shalat niscaya ia menangis. Apabila air matanya tergenang pada kain bulu itu niscaya datanglah ibunya kepadanya lalu memeras kedua kain bulu itu. Apabila nabi Yahya AS melihat air matanya mengalir di lengan ibunya lalu ia berdoa, "Wahai Allah Tuhanku, inilah air mataku, inilah ibuku dan aku hamba-Mu dan Engkau Yang Sangat Pengasih dari yang penyasih"
Pada suatu hari nabi Zakaria AS berkata kepada nabi Yahya AS, "Aku bermohon kepada Tuhanku kiranya Ia memberikan engkau bagiku supaya tetaplah kedua mataku dengan engkau"
Lalu Yahya AS menjawab, "Hai ayahku, bahwa Jibril AS memberi kabar kepadaku bahwa diantara surga dan neraka itu padang pasir yang tidak dapat dilalui selain oleh setiap orang yang menangis".
Maka nabi Zakaria menyahut, "Hai anakku, menangislah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar