Senin, 07 Februari 2011

Surga dan Neraka Sudah Ditetapkan Penghuninya

Ingin diam sejenak merenungi apa yang sudah diajarkan dari sebuah hadist Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Berharap mendapat pemahaman dari hadist tersebut sebagai bekal perjalanan dan berharap menjadi cahaya bagi orang tua dan anak-anakkku kelak.

Sebelum seorang anak manusia dilahirkan ke dunia, Kanjeng Nabi mengajari bagaimana cara memilih calon ibu bagi keturunannya:
Rasulullah SAW mengatakan, "Perempuan itu dipilih karena empat hal, yaitu pertama karena hartanya, yang kedua karena keturunannya, yang ketiga karena kecantikannya, dann yang keempat adalah karena agamanya.Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Bahkan, sebelum melakukan "penyemaian", Beliau menganjurkan untuk terlebih dahulu melakukan "ritual" dari mulai wudlu, sholat dan berdoa. Hai ini benar-benar berharap hasil dari "persemaian" tersebut mendapat benih yang unggul sebagai "anak sholih yang mendoakan orang tuanya kelak"“Bismillah, ya Allah, jauhkan syaithan dari kami, dan jauhkan syaithan dari apa yang engkau anugerahkan kepada kami.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang doa ini, “Apabila Allah menakdirkan keduanya untuk mendapatkan anak, maka anak itu tidak akan mendapatkan kemudharatan dari syaithan selamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Ashabussunan kecuali An-Nasa’i).

Bahkan, sebelum melakukan "penyemaian", Beliau menganjurkan untuk terlebih dahulu melakukan "ritual" dari mulai wudlu, sholat dan berdoa. Hai ini benar-benar berharap hasil dari "persemaian" tersebut mendapat benih yang unggul sebagai "anak sholih yang mendoakan orang tuanya kelak"Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Dari Syafi Al-Ashbahi dari Abdullah bin Amr, ia bercerita.
Rasulullah pernah keluar menemui kami dan di tangannya terdapat dua kitab. Lalu beliau bertanya, “Tahukah kalian dua kitab apa ini?”
Kami menjawab, “Tidak, kecuali engkau memberi tahu kami, ya Rasulullah.”
Untuk kitab yang berada di tangan kanannya beliau bersabda, “Ini adalah kitab dari Tuhan semesta alam Tabaraka wa ta’ala yang mencatat nama-nama para penghuni surga dan nama-nama orangtua mereka serta kabilah mereka. Kemudian Dia menetapkan dengan tidak menambah atau mengurangi selama-lamanya.”
Sedangkan untuk kitab di tangan kirinya beliau bersabda, “Ini adalah kitab untuk para penghuni neraka yang mencatat nama-nama mereka dan juga nama-nama nenek moyang mereka. Lalu Dia menetapkannya dengan tidak menambah atau mengurangi dari mereka untuk selama-lamanya.”
Kemudian para sahabat Rasulullah saw.bertanya, “Lalu untuk apa kita beramal jika itu tidak ada manfaatnya?”
Rasulullah saw. menjawab,
“Teguhkan dan dekatkan lah, karena penghuni surga telah ditetapkan baginya amal penghuni surga, meskipun ia berbuat amalan apa saja. Sedangkan penghuni neraka telah ditetapkan baginya amal penghuni neraka meskipun ia mengerjakan amalan apa saja.”
Lalu Rasulullah saw. mengangkat tangannya seraya menuturkan, “Golongan ini masuk surga.” Kemudian beliau mengangkat tangan kirinya seraya berujar, “Dan golongan ini masuk neraka.”
[Diriwayatkan Imam Tarmidzi dari Qutaibah dari Laits Abu Qubaili dari Syafi. Dan dari Qutaibah dari Bakr bin Nashr dari Abu Qubail. Dalam Hal ini Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih gharib. Juga diriwatkan Imam Nasa’i dan Imam Ahmad.]
Melalui proses panjang dari sebuah kesempatan dipinjami-Nya kehidupan di dunia ini, manusia yang sejak lahir dibekali hawa nafsu, syahwat dan syaithan yang setiap saat menggelincirkan kita dari jalan Allah, maka banyak manusia yang tidak memahami dan tidak mengenali kembali takdir yang sudah diikatkan di lehernya [7] :172.
Diantara manusia yang ada, hampir semuanya sesat, kecuali yang Allah berikan kepadanya petunjuk, memiliki banyak kemauan, harapan dan cita-cita, baik itu berdasarkan sesuai dengan "jati diri"nya atau sesuai dengan keinginan hawa nafsu dan syahwatnya atau syaithan punya peran dalam perjalanan hidunya, sehingga manusia itu tidak lagi bisa berjalan di jalan yang Allah kehendaki atas dirinya.
Maka, jika Allah menghendaki sebuah kebaikan bagi seseorang, atau untuk mengembalikan seseorang itu ke tempat asal jiwanya diambil, maka diturunkan-Nya "bala" agar orang itu dimurnikan kembali keadaannya sampai sebuah titik semula ketika dia dilahirkan dimuka bumi ini.
Sebuah proses pembersihan, yang tidak ada sebuah hawa nafsu manusia dimanapun yang mengatakan proses itu baik atau nyaman, misalnya dengan dikirimkannya rahmat itu berupa penyakit atau bala yang lainnya.Tapi Dia Yang Maha Baik dan Maha Mengetahui kebaikan bagi makhluk-Nya menurunkan sarana tersebut sebagai sarana "pembersihan".
Demikian juga bagi golongan kiri, sebaik apapun kondisi lahiriyah orang tersebut, tetap Allah akan menigirmkan mekanisme "saringan" sebagai suatu cara untuk dia dikembalikan ke titik asalnya. Dengan dicabutnya kesabaran pada orang tersebut, sehingga yang keluar dari hati dan mulutnya adalah "keluhan"
Maka, betapa Dia Maha Mengatur dan Maha Mengetahui dimana posisi kita........

Maka, tidak ada kalimat yang terucap selain :
“HasbunalLâh Wani’mal-Wakîl”, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. 3:173)
Fa "Ni'mal-Mawla Wani'man-Nashîr",Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong . (QS. 22:78)
LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH (TIDAK ADA DAYA DAN UPAYA KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH) ...

Permata, Selasa, 8 February 2011

1 komentar: